December 8, 2022 admin

Bekerja Di Area Bising

Tag LOTO video safety induction video k3 video safety induksi kantor induksi karyawan video induksi tamu jasa video safety alat pelindung diri APD APAR Helm safety video she pertamina video safety tambang video safety mining tambang induction video jasa video hse safety poster bekerja di ketinggian olahraga ergonomi kantor olahraga ringan keamanan menaiki lift safety elevator listrik keamana listrik di kantor rumah

Dampak dari salah satu penggunaan teknologi yang semakin canggih adalah kebisingan. Suasana di dalam lingkungan kerja baik di kantor dan pabrik tidak mungkin terlepas dari hingar bingarnya kegiatan produksi dan sosialisasi antar pekerja. Lingkungan kerja yang terlampau berisik bisa mengakibatkan situasi yang kontra-produktif, tidak sehat, dan menjengkelkan. Sehingga performa kinerja seseorang akan menurun dan berdampak terhadap kemajuan perusahaan.


Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul-molekul udara di sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola rambatan longitudinal. Rambatan gelombang di udara ini dikenal sebagai suara atau bunyi.


Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat proses produksi atau alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Kebisingan juga dapat diartikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan manusia.


Sumber kebisingan diperoleh dari aktifitas mesin-mesin yang beroperasi di industri. Sumber bising adalah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak, maupun tidak bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga.

Di Industri, sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:


1. Mesin

Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin-mesin industri maupun pabrik.

2. Vibrasi

Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidakseimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi juga pada roda gigi, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.

3. Pergerakan udara, gas dan cairan

Kebisingan ini ditimbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain lain.

Sedangkan jenis kebisingan antara lain ialah :

  1. Kebisingan kontinue dengan spektrum frekuensi luas (steady state,wide band noise) noise misalnya suara yang di timbulkan oleh kipas angin.
  2. Kebisingan kontinue dengan spektrum frekuensi sempit (steady state, narrow band noise) misalnya suara yang di timbulkan oleh gergaji dan katup gas.
  3. Kebisingan terputus putus ( intermiten ) adalah kebisingan yang terjadi secara terputus-putus atau tidak stabil. Misalnya suara lalu lintas atau suara pesawat terbang di lapangan udara.
  4. Kebisingan impulsif ( impact or impulsive noise ) adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncaknya tidak lebih dari 35 milidetik dan waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan intensitas sampai 20 dB tidak lebih dari 550 Misalnya tembakan atau meriam.
  5. Kebisingan impulsif berulang adalah kebisingan yang terjadi berulang-ulang dengan intensitas yang relatif, Misalnya mesin tempa .

Dampak kebisingan terhadap kesehatan pekerja, berupa gangguan pada indra pendengaran maupun non pendengaran. Pada indra pendengaran dapat menyebabkan tuli progresif. Awalnya efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja secara terus-menerus di area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali. Sedangkan pada gangguan non pendengaran dapat menyebabkan gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi, dan gangguan keseimbangan.


Kebisingan di atas 80 dB dapat menyebabkan kegelisahan, tidak enak badan, kejenuhan mendengar, sakit lambung, dan masalah peredaran darah. Kebisingan yang berlebihan dan berkepanjangan terlihat dalam masalah-masalah kelainan seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan percernaan. Pengaruh kebisingan yang merusak pada efisiensi kerja dan produksi telah dibuktikan secara statistik dalam beberapa bidang industri.

Salah satu dampak kebisingan yang sangat sering terjadi yaitu masalah gangguan pendengaran. Ada beberapa jenis gangguan pendengaran diantaranya :

  1. Tuli sementara (Temporary Treshold Shift = TTS), diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas. Seseorang akan mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.

2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS), diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

  • Tingginya level suara.
  • Lama paparan.
  • Spektrum suara.
  • Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinue maka kemungkinan terjadi PTS akan lebih besar.

3. Trauma Akustik : Trauma akustik adalah setiap perlukaan yang merusak sebagian atau seluruh alat pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan- ledakan atau suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris pendengaran.


4. Prebycusis, adalah penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia. Merupakan gejala yang dialami hampir semua orang, yang ditandai dengan menurunnya daya dengar pada nada tinggi. Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.


5. Tinitus, merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran . Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).

Petugas K3 sangatlah berperan penting dalam penanganan kebisingan di lingkungan kerja. Salah satu pengendalian kebisingan yaitu dengan menerapkan langkah awal sampai dengan akhir. Langkah awal yaitu dengan mengidentifikasi area kebisingan kemudian melakukan pengukuran kebisingan (Sound Level Meter) setelah itu menganalisis hasil pengukuran. Dari hasil pengukuran tersebut maka akan muncul beberapa cara pengendalian sesuai dengan hirarki pengendalian.

Alat Pelindung Diri / Alat Pelindung pendengaran

Pemakaian Alat pelindung pendengaran adalah upaya terakhir dalam upaya pencegahan gangguan pendengaran, Alat Pelindung Pendengaran ada 2 jenis :1. Ear plug / sumbat telinga.

2. Ear muff / tutup telinga.

jika anda membutuhkan safety video, safety sign, safety poster, safety handbook, safety stiker, label LB3, stiker label B3, tag loto dan media kampanye HSE lainnya, silahkan email ke info@andromedaindonesia.com . atau bisa menghubungi di 0895708137373, kunjungi website kami di https://andromeda.id/ dan https://www.andromeda.co.id/

Kunjungi marketplace kami dengan mengklik ikon berikut :

, , , , , , , ,
Show Buttons
Hide Buttons